Para pemimpin dunia berkumpul di Beijing, Barat waspada terhadap pola geopolitik baru.

robot
Pembuatan abstrak sedang berlangsung

Pada tanggal 12 Oktober 2025, Beijing mengadakan parade militer terbesar dalam beberapa tahun terakhir, menarik perhatian global. Acara besar ini tidak hanya menunjukkan kekuatan militer China yang semakin meningkat, tetapi juga menonjolkan pengaruhnya di panggung internasional.

Upacara Parade Menunjukkan Kemajuan Teknologi Militer China

Di upacara peringatan, pesawat tempur melintas dengan cepat, tank, kendaraan peluncur rudal, dan kendaraan otonom melintas di alun-alun secara berurutan. Para prajurit melangkah dengan teratur dan serempak, diakhiri dengan pemandangan spektakuler merpati dan balon yang terbang. Upacara yang disebut "Peringatan 80 Tahun Kemenangan Perang Melawan Jepang dan Perang Melawan Fasisme Dunia" ini menunjukkan kepada dunia serangkaian teknologi militer canggih yang dikembangkan secara mandiri oleh China.

Presiden Xi Jinping dalam pidatonya meskipun tidak secara langsung menyebutkan masalah Taiwan, tetapi menekankan pentingnya tanggung jawab militer untuk membela kedaulatan dan persatuan negara. Sementara itu, komentator parade militer juga secara khusus menekankan upaya China di bidang keamanan siber dan kontrol informasi, yang dianggap sebagai bagian penting dari pembangunan pertahanan.

Para pemimpin internasional berkumpul di Beijing, ketidakhadiran Barat menarik perhatian

Acara parade militer kali ini paling menarik perhatian karena kehadiran para pemimpin dari berbagai negara. Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un diundang untuk hadir, berdiri berdampingan dengan Presiden Xi Jinping, menyaksikan pertunjukan militer yang megah ini. Kim Jong-un juga membawa putrinya, Kim Ju-ae, serta hadir, dan pakar dari Institut Sejong Korea Selatan, Jeong Sang-chang, menunjukkan bahwa ini menunjukkan peningkatan status Kim Ju-ae.

Perlu dicatat bahwa pejabat tinggi China, termasuk Menteri Luar Negeri, secara langsung menyambut Kim Jong Un, yang menyoroti hubungan yang semakin dekat antara Korea Utara, China, dan Rusia. Selain itu, delapan pemimpin negara-negara Asia Tenggara juga menghadiri upacara parade, tetapi pejabat negara-negara Barat hampir tidak hadir.

Perubahan Pola Geopolitik Menarik Perhatian Masyarakat Internasional

Peneliti politik Tiongkok dari Asia Society, Neil Thomas, menyatakan bahwa keberhasilan Tiongkok mengundang Putin dan Kim Jong-un untuk mengunjungi Beijing menyoroti meningkatnya pengaruhnya dalam diplomasi regional. Dia juga mencatat bahwa saat ini belum jelas apakah Amerika Serikat berniat untuk mencapai kesepakatan perdagangan dan investasi baru dengan negara-negara Asia.

Meskipun demikian, Thomas berpendapat bahwa kehadiran Putin dan Kim Jong-un tidak mungkin memberikan dampak substansial terhadap negosiasi perdagangan AS-China. Faktanya, setelah gejolak tarif di musim semi, hubungan antara kedua negara telah membaik. Kedua belah pihak setuju untuk menangguhkan sebagian besar tarif sebelum pertengahan November, bahkan ada kabar bahwa para pemimpin kedua negara mungkin akan mengadakan pertemuan.

Situasi internasional yang kompleks dan berubah-ubah, terdapat perbedaan posisi dari berbagai pihak

Perubahan situasi internasional baru-baru ini telah menarik perhatian berbagai pihak. Dilaporkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan tentara untuk membantu Rusia dalam aksi militer di Ukraina. Sementara itu, pihak China terus menyerukan negosiasi damai dan menolak untuk mengkategorikan tindakan Rusia sebagai agresi. Amerika Serikat pernah menuduh Beijing mendukung aksi militer Rusia, tetapi China membantah tuduhan tersebut.

Pidato Presiden Xi Jinping dalam upacara parade kali ini bukanlah pertama kalinya menggunakan platform ini untuk menunjukkan tujuan kekuatan jangka panjang Tiongkok. Sudah sejak tahun 2019, ia pernah menyatakan di tempat yang sama saat memperingati 70 tahun pemerintahan Partai Komunis Tiongkok: "Tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi langkah maju rakyat Tiongkok dan bangsa Tiongkok."

Perlu dicatat bahwa pada tahun 2015, Presiden Rusia Putin pernah menghadiri parade militer serupa di China, yang bertepatan dengan peringatan 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II. Acara tersebut menarik kehadiran pemimpin dari berbagai negara, termasuk Presiden Korea Selatan saat itu, serta perwakilan dari negara-negara Barat seperti Prancis dan Amerika Serikat, yang menunjukkan pola hubungan internasional yang berbeda pada saat itu.

Seiring dengan terus berubahnya situasi politik dan ekonomi global, hubungan antar negara juga terus menyesuaikan. Upacara parade ini jelas memberikan kita sebuah jendela untuk mengamati perubahan dalam pola internasional saat ini, yang patut mendapat perhatian dan analisis mendalam dari berbagai kalangan.

Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
  • Hadiah
  • Komentar
  • Posting ulang
  • Bagikan
Komentar
0/400
Tidak ada komentar
  • Sematkan
Perdagangkan Kripto Di Mana Saja Kapan Saja
qrCode
Pindai untuk mengunduh aplikasi Gate
Komunitas
Bahasa Indonesia
  • 简体中文
  • English
  • Tiếng Việt
  • 繁體中文
  • Español
  • Русский
  • Français (Afrique)
  • Português (Portugal)
  • Bahasa Indonesia
  • 日本語
  • بالعربية
  • Українська
  • Português (Brasil)